Diskusi Pra-Debat Capres Kedua: Tentukan Arah Bangsa Dengan Jalan Keluar, Bukan Dengan Kritik
- Arriza Alfirdausi
- Feb 15, 2019
- 2 min read
Updated: Feb 27, 2019
Jakarta, (TWJ) – Menjelang dilaksanakannya debat kedua Pemilu Presiden 2019, Survei KedaiKOPI mengundang perwakilan dari masing-masing tim pemenangan calon presiden dan narasumber yang relevan untuk menggelar diskusi mengenai tema debat. Dari beberapa narasumber yang diundang, salah satu yang paling menarik adalah ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) bernama Enny Sri Hartati yang berpendapat bahwa kebijakan publik akan memiliki prioritas untuk arah bangsa di masa depan dan dipengaruhi oleh sistem yang ada.
"Pemilu kali ini membahas penentuan arah bangsa dan negara di masa depan. Kita tidak sedang membicarakan figur Pak Jokowi, kita juga tidak sedang membicarakan figur Pak Prabowo. Kita membicarakan sistem yang akan ditawarkan kepada rakyat oleh dua kandidat yang ada." Jelas Hartati ketika ditanyakan mengenai peralihan kebijakan publik yang terlihat tidak memprioritaskan rakyat.
Pada acara yang diselenggarakan pada hari Rabu, 13 Februari 2019 ini Hartati mengatakan bahwa pro dan kontra merupakan hal yang umum dan sering terjadi. Permasalahan soal benar dan salah menjadi tidak perlu karena pemegang suara lah yang memiliki hak untuk memberikan penilaian kepada para calon presiden dan wakil presiden mengenai keberhasilan atau prestasi yang sudah dilakukan oleh kedua pihak.
"Oposisi tidak identik dengan kritik, karena oposisi yang sekarang ada memiliki kedudukan sebagai alternatif. Oleh karena itu, hal yang harus diberitakan kepada masyarakat adalah alternatif apa yang akan anda tawarkan, bukan sekedar mengkritik." Ujar Hartanti kepada juru debat BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo- Sandiaga Uno, Faldo Maldini.
Hartanti juga mengatakan bahwa tata kelola dan manajemen merupakan kunci utama dalam pemerintahan yang bagus. Segala sektor yang ada dapat menjadi aset negara yang kuat selama tata kelola yang dilakukan sesuai dengan prioritas bangsa.
"Infrastruktur tidak bisa berdampak secara langsung dan cepat karena ada time-lapse, semua orang di seluruh dunia mengetahui hal itu. Kunci kebijakan publik adalah perencanaan yang matang dan konsistensi. Selama proses perencanaan dilakukan dengan matang dengan konsistensi kebijakan, maka mitigasi resiko yang banyak dikeluhkan dapat diminimalisir." Tegas Hartanti. [AA]
Links:
Commentaires